Artikel

MEMBACA ITU KETERAMPILAN BUKAN BAWAAN

Berbagai penelitian ihwal kemampuan membaca siswa selalu menempatkan Indonesia sebagai langganan urutan terbawah dari negara-negara sampel penelitian. Penelitian di tingkat SMP itu mengisyaratkan bahwa hal demikian merupakan akibat dari kondisi sekolah di bawahnya yaitu SD.

“Kalau mau memperbaiki sebaiknya dari akar masalahnya, yaitu pendidikan dasar,” kata Drs. Khalid A. Harras, M.Pd., dosen Universitas Pendidikan Indonesia yang juga instruktur Lokakarya Membaca, Menulis, dan Apresiasi Sastra (MMAS) di Bogor, Jawa Barat, Jumat sore 21 September 2012.
Selama ini, lanjutnya, membaca dipahami sebagai kegiatan yang melisankan tulisan. Kalau anak bisa membaca dan melafalkan tulisan, dianggap selesai. Padahal yang tak kalah penting adalah mereka memahami apa yang dibaca. “Kemudian bisa membaca dengan waktu yang cepat karena banyaknya informasi yang mereka baca,” jelasnya.


AJAK SISWA BERMAIN SEBELUM BELAJAR

Bogor (Dikdas): Lelaki berpakaian hitam-hitam itu berdiri dengan mata melotot. Kakinya yang terbungkus sepatu kulit hitam mengetuk-ngetuk lantai panggung. Mengganggu kesunyian yang tercipta. Suaranya melengking, kadang terdengar kasar dan berat. Rambutnya yang hitam-panjang terurai begitu saja, menambah angker parasnya. 

Namun tak satupun peserta Lokakarya Membaca, Menulis, dan Apresiasi Sastra (MMAS) takut melihatnya. Sebaliknya, mereka tertegun bercampur kagum. Sebagian dari mereka beranjak dari kursi, mengeluarkan telepon genggamnya, mengarahkannya ke lelaki berpakaian hitam-hitam itu, lalu  merekamnya dengan kamera. 


Halaman 2 dari 2

Kalender

Sen Sel Rab Kam Jum Sab Min
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Agenda Kegiatan

No upcoming event!

Statistik Pengunjung

16814182
Today
Yesterday
This Week
Last Week
This Month
Last Month
All days
6355
14627
20982
16691542
210857
1163010
16814182

Your IP: 216.73.216.51
2025-10-13 09:02